Mengambil satu jurusan di perkuliahan tidak boleh membuat kita berhenti berkembang. Zahra Mahria Rossedy, alumnus LIMA Badminton dari Universitas Komputer Indonesia, merasakannya. Meski berkuliah di jurusan Manajemen Bisnis, ia mengawali kariernya di dunia penyiaran (broadcasting). Zahra tetap menjadi pribadi yang bertanggung jawab seperti saat menjadi student athlete atau saat sudah lulus.
Alumnus yang sedang menjalani pelatihan di salah satu stasiun televisi Jawa Barat ini mengungkapkan, “Jurusan saya jauh banget sama broadcasting. Akan tetapi, saya juga bepikir kenapa tidak mencoba dan belajar dulu karena pada semua yang dilakukan kita harus mau berproses.”
Dengan banting setir ke dunia broadcasting, Zahra harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi pilihannya. Ia harus terus belajar agar bisa menjadi penyiar yang baik, dimulai dengan melakukan dubbing untuk acara berita.
Zahra juga pernah memiliki tanggung jawab saat menjadi student athlete karena mendapat beasiswa dari kampusnya. “Unikom itu memberikan beasiswa untuk atlet-atletnya. Oleh karena itu, kita harus bertanggung jawab terhadap beasiswa yang diberikan dengan memberikan prestasi ke kampus,” ujarnya.
Selain itu, saat berkompetisi di LIMA, Zahra juga belajar untuk tidak menjadi pribadi yang egoistis dan mendukung satu sama lain. Untuk pertama kalinya, ia juga bertanding di nomor tripel yang hanya ada di kompetisi LIMA.
Selama menjadi student athlete, Zahra juga merasa bahwa ia jadi bisa membagi waktu dengan baik serta bertanggung jawab kepada kampus dan tim yang dibela. Pada tahun terakhirnya, musim ketujuh, ia bahkan mencatatkan prestasi kembali untuk Unikom.
Zahra menjadi peringkat ketiga di perseorangan ganda campuran LIMA Badminton: Blibli.com West Java Conference Season 7. Prestasi itu sangat berkesan untuknya karena saat ia bertanding untuk pertama kalinya di sektor perseorangan, Zahra langsung masuk ke tiga besar. Apalagi itu merupakan tahun terakhirnya berkompetisi di LIMA.
Hingga saat ini, Zahra pun masih berhubungan dengan junior-juniornya di Unikom dan kerap memberikan motivasi serta menonton mereka bertanding, sebagai bentuk dukungannya kepada para junior yang masih mengikuti kompetisi LIMA.