Connect with us

Badminton

Usakti Hampir Menang Sempurna

Yogyakarta – Universitas Trisakti (Usakti) gagal menyempurnakan kemenangannya di LIMA Badminton Nationals 2019. Usakti kehilangan poin setelah ganda kedua mereka kalah rubber game dari pasangan Universitas Padjadjaran (Unpad) di pertandingan yang berlangsung di Grha Instiper, Yogyakarta, pada Jumat (5/4).

Usakti menang 4-1 atas Unpad. Vicky Angga Saputra (Usakti) berhadapan dengan Riki N.F. (Unpad). Di gim pertama, Riki belum bisa mengimbangi permainan Vicky. Riki bisa sesekali memaksa reli panjang, tapi ia kerap melakukan kesalahan di pengujung reli. Vicky mengunci skor 5 untuk Riki di gim pertama. Di gim kedua, Riki sudah dapat mengimbangi permainan Vicky dan berhasil unggul pada menit awal. Namun, Riki nyaris selalu gagal dalam melakukan netting silang. Vicky bisa mempertahankan keunggulannya, dan menang 21-17 dari Riki.

Ganda pertama, Respati/Wahyu (Usakti) berhasil menang setelah melewati rubber game dengan pasangan Unpad, Afhdal/Azka. Di gim pertama saat skor mencapai 13-11, Afdhal terjatuh saat mencoba menepis shuttlecock yang diberikan Wahyu lewat smesnya. Gim pertama dimenangi Respati/Wahyu dengan skor 21-19, setelah poin dari smes melompat Wahyu. Di gim kedua, Afdhal/Azka terus melawan pasangan Usakti. Afdhal mendapatkan kartu kuning di gim kedua setelah melakukan selebrasi berlari menuju net. Afdhal/Azka berhasil unggul di gim kedua dengan skor tipis 21-19. Respati/Wahyu tidak membiarkan pasangan Unpad mengambil poin. Wahyu juga mendapatkan kartu kuning di gim penentuan ini. Gim penentuan dimenangi oleh Usakti dengan skor 11-7.

Tripel Usakti memastikan kemenangan kampusnya setelah menang dua gim langsung atas tripel Unpad dengan skor 21-12 dan 21-19.

Alvindo Saputra, tunggal kedua dari Usakti, berhadapan dengan Azka Ananda (Unpad) yang sebelumnya bermain di nomor ganda pertama. Di menit awal gim pertama, Azka selalu gagal membalas servis dari Alvindo yang berakhir netting. Azka masih kehilangan poin dari sejumlah netting. Alvindo berhasil memanfaatkan peluang dari kesalahan Azka, berhasil menang dua gim langsung dengan skor 21-15 dan 21-12.

Sesi terakhir Ario Bimo/Ardhy (Usakti) mendapat perlawanan serius dari Agung/Gilang (Unpad) yang sebelumnya bermain di sesi tripel. Di gim pertama, saat skor mencapai 17-15 untuk Usakti, Gilang terlihat sakit di bahu bagian kanan. Namun, Gilang masih bisa melanjutkan pertandingan. Terjadi susul-menyusul skor. Saat skor mencapai 18-18, pasangan Usakti memberikan smes yang masih bisa dibalikkan oleh pasangan Unpad. Ardhy langsung melakukan smes tajam yang membuat tambahan skor untuk Usakti menjadi 19-18. Terjadi deuce. Gim pertama dimenangi Ario Bimo/Ardhy dengan skor 22-20. Di gim kedua, Agung/Gilang bermain lebih tenang dan sedikit mendominasi. 11-5 Usakti tertinggal skor. Ario Bimo dua kali gagal melakukan servis. Berkat usaha dan kegigihan, Agung/Gilang berhasil menyamakan kedudukan setelah menang dengan skor 21-13. Terjadi rubber game.

Di gim penentuan ini, Usakti banyak membuat kesalahan seperti servis atau netting yang gagal. Poin-poin Unpad diperoleh dari reli panjang dan kesalahan dari pasangan Usakti. Saat match point, smes Gilang tidak bisa dibalikkan oleh Ardhy. Agung/Gilang memenangi gim penentuan dengan skor 11-5. Meskipun ganda kedua Usakti kalah, Usakti tetap memenangi pertandingan dengan skor 4-1.

Usakti akan kembali berlaga pada Minggu (7/4) yang akan berhadapan dengan Universitas Brawijaya (UB).

Manajer Usakti, Intan Noor Annisa, berpendapat, “Pertandingan tadi cukup ketat. Dari segi permainan, semua rata dan imbang tergantung kondisi dan mental pemain. Semakin pemain tersebut jaga kondisi, maka semakin berpengaruh juga terhadap kemenangan. Karena tahun lalu kami juara Nationals, kepercayaan diri para pemain kami juga lebih tinggi dibandingkan dengan lawan.”

“Target kami datang dari Jakarta ke Jogja karena ingin menjadi juara lagi. Akan tetapi karena rezeki sudah ada yang mengatur, kami hanya bisa berusaha untuk melakukan yang terbaik,” tambah Intan.

“Sebenarnya dari segi materi permainan dan pelatihan kami memang kalah jauh dari lawan. Kami tidak memiliki pelatih yang profesional untuk melatih. Kami juga kurang persiapan. Akan tetapi, kami selalu bilang kepada para pemain, siapa pun lawannya, anggap mereka sama. Kami hanya harus mengeluarkan kemampuan yang ada. Dengan begitu, mereka bisa bermain dengan lepas tanpa beban apa pun,” ujar Zaila, ofisial Unpad.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Badminton