Menjadi anak tengah merupakan anak yang paling fleksibel dalam bersikap, kadang bisa manja menjadi seperti adik, kadang juga bisa menjadi bijak seperti seorang kakak yang ideal serta dapat tegas dengan adiknya. Dibalik itu semua, fakta dan mitos yang terjadi pada anak tengah adalah mengenai kepribadian serta sikapnya yag terbilang labil.
Gambaran negatif mengenai anak tengah adalah, seolah-olah mereka tidak dapat menemukan tempat mereka di dunia, hidupnya getir, labil, tidak bisa menentukan pilihan, prestasinya rendah, dan penyendiri. Namun, fakta yang terjadi pada anak tengah adalah sebagai berikut.
- Negosiator yang Andal
Karena berada di antara anak pertama dan terakhir, anak tengah sangat andal dalam melakukan suatu negosiasi. Dia merasa tidak mendapat perhatian yang cukup terbiasa dalam melakukan manipulator yang cerdas dan terampil. Fakta anak tengah dapat melihat semua sisi pertanyaan dan berempati serta menilai reaksi dengan baik.
Mereka lebih bersedia untuk berkompromi, sehingga mereka bisa berdebat dengan sukses. Karena saat masih anak-anak mereka terbiasa menunggu atau mengalah dari adik atau kakaknya sehingga dengan sendirinya mereka menjadi pribadi yang lebih sabar.
- Mudah Beradaptasi Dalam Tim
Saat bekerja dalam sebuat tim, anak tengah dapat dengan mudah beradaptasi. Sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan saat harus bergabung dalam sebuah tim yang besar. Sebuah studi tahun 1966 yang masih berlaku hingga hari ini di The Journal of Genetic Psychology menemukan bahwa fakta anak tengah cenderung lebih baik dalam situasi kelompok.
- Sering Merasa Sendiri Atau Terasingkan
Hal ini terjadi karena umumnya anak sulung merupakan anak yang diharapkan oleh orang tuanya. Maka, ketika lahir seluruh perhatian mereka tertuju pada anak sulung. Ketika anak kedua lahir, perhatian orang tuanya pun terbagi untuknya tetapi ketika si bungsu lahir seluruh perhatian orang tuanya akan tertuju pada si bungsu.
Disituasi seperti inilah dalam jangka waktu panjang terkadang membuat sang anak merasa selalu sendiri dalam keluarganya. Tetapi, ini bukan berarti masalah kok buat si anak tengah, melainkan membuat emosi dan kreativitasnya didapat dari memeliki waktu untuk dirinya sendiri.
- Menjadi Penengah
Menurut Leman (2012), anak tengah lebih cenderung untuk menghindari suatu masalah, mereka biasanya akan menjadi penengah didalam suatu masalah. Ditambah fakta bahwa mereka merupakan anak tertua kedua didalam suatu keluarga, sehingga mereka kerap menggantikan peran anak sulung dalam menghadapi masalah di suatu keluarga. Mereka juga punya berbagai macam cara untuk mengatur suatu masalah agar dapat lebih mudah untuk diselesaikan.
- Jiwa Kreativitas Tinggi
Anak tengah lebih menyukai kesendirian atau menyendiri, hal inilah yang terkadang memicu keluarnya daya imajinasi dan menimbulkan rasa kreativitas yang berkembang dengan baik pada dirinya. Mereka akan sangat semangat mengejar apa yang mereka percaya walaupun tak mendapat dukungan sedikitpun dari orang terdekatnya.
Mereka juga menyukai pekerjaan yang bisa membuatnya bebas dan dapat mengekspresikan diri, tak jarang juga anak tengah kurang menyukai pekerjaan yang mengikat, baik dari segi waktu maupun peraturan.