Tim putri Universitas Esa Unggul (UEU) berhasil mempertahankan gelar LIMA Basketball Nationals 2018. Kesuksesan tim kampus Jakarta itu datang setelah mematahkan perlawanan Univ. Pelita Harapan (UPH) Banten di grand final pada Kamis (16/8).
Fajar Kusumasari, pelatih UPH, menurunkan Millania Angela (17), Leonita Angela (16), Regita Pramesti (7), Fransisca Walandouw (13), dan Ni Komang Sitha Dewi Marino (2) di lini utamanya. Pelatih UEU, Parna Abrizalt Hasilohan, memainkan Jane Charissa Purwandoyo (3), Tiara Aulia Denaya (4), Stella Fabiola (6), Kadek Sanis Jisanceghi (11), dan Shira Amadea Chalik (15) sebagai starting five mereka.
Dalam laga puncak yang dihelat di GOR Univ. Airlangga (Unair) Kampus C, Surabaya, ini, UEU mengambil inisiatif menyerang di awal pertandingan. Tim Kampus di Jakarta Barat ini bisa memimpin 8-5 di paruh pertama kuarter pertama. Dari dua kehilangan penguasaan bola yang dibuat UPH, UEU mampu mencetak tiga poin. UEU juga membuat lima poin kesempatan kedua, berbanding UPH yang hanya membuat dua points of second chance itu.
Akan tetapi, UPH melesat di lima menit berikutnya dengan lari 13-1 atas lawannya. Kuarter pembuka berakhir dengan keunggulan 18-9 The Eagles, alias UPH Banten, atas rival beratnya itu.
Di kuarter ini, UPH memanfaatkan kelebihan mereka dalam penetrasi untuk menghasilkan delapan points in the paint, sementara UEU nihil. Field goal UPH juga jauh lebih baik, 46 persen (6 field goal sukses dari 13 percobaan). UEU hanya mencatat field goal sebesar 12 persen (2/17). Leonita Angela menjadi pemain terproduktif di kuarter ini dengan tujuh poin buat UPH.
Dari paruh pertama laga ini, kelebihan masing-masing kubu itu masih terlihat di kuarter kedua. Namun, UPH tampak memiliki cadangan yang mumpuni. Pemain cadangan mereka mampu menelurkan 13 angka, sementara Swans hanya lima poin. Michelle Kurniawan (6) bangkit dari bangku cadangan untuk menorehkan sembilan poin di kuarter ini buat UPH. Jane Charissa menghasilkan tujuh angka untuk UEU.
UEU bisa membuat 14 poin, hanya dua angka lebih sedikit daripada UPH. The Swans, julukan UEU, bangkit di awal kuarter kedua. Mereka bisa membuat sembilan poin, sementara UPH hanya empat. Akan tetapi, Si Elang bisa menjauh lagi di bagian kedua kuarter kedua. Kedudukan 34-23 untuk The Eagles menutup paruh pertama grand final ini.
Sang Angsa membaik di kuarter ketiga. Mereka mendulang 14 poin untuk memangkas ketertinggalan mereka menjadi enam angka saja di akhir kuarter ketiga ini.
Dora Lovita (23) memimpin UEU dengan torehan lima poinnya di kuarter ketiga ini. Pemain andalan Swans ini juga membuat dua rebound untuk membawa tim juara bertahan itu menekan UPH.
Setelah kedudukan 43-37 di akhir kuarter ketiga itu, duel mengetat di kuarter penutup. Dalam tiga menit kuarter terakhir, keunggulan UPH tinggal empat angka (45-41). Saat duel tersisa empat menit, selisih tinggal dua angka, 49-47, masih untuk UPH. UEU berbalik unggul, 50-49, di tiga menit terakhir.
Swans tiga kali melebarkan jarak menjadi tiga poin, sebelum menjauh lima angka (58-53) di 53 detik terakhir. UEU akhirnya meraih gelar kembali setelah mematri keunggulan 62-56 di akhir laga.
“Saya mengatakan kepada para pemain untuk habis-habisan di kuarter keempat. Pemain-pemain yang memasuki tahun terakhir juga bersemangat untuk upaya terakhir. Kami juga bisa memanfaatkan kelelahan lawan karena kurangnya rotasi pemain. Kami bisa meredam pemain andalan mereka dengan bergantian melakukan penjagaan,” ucap Abrizalt, pelatih UEU.
Tak hanya membuat revans atas kekalahan di final Greater Jakarta Conference (GJC), Swans juga mempertahankan gelar untuk tiga tahun berturut-turut.