Connect with us

News

Tahun ke-9 LIMA, Bangkitkan Motivasi Mahasiswa di Masa Pandemi

Liga Mahasiswa (LIMA) mampu manjaga konsistensi hingga tahun kesembilan. Mengawali kiprahnya pada 2012, LIMA mampu konsisten hingga saat ini. LIMA menciptakan wadah yang mampu menjadi tempat berkembang bagi para mahasiswa Indonesia khususnya di bidang olahraga.

“Pandemi banyak mengubah hal dari sisi kompetisi LIMA, semoga para student athlete mampu mengikuti para pendahulunya. LIMA harus tetap kokoh, terus berkembang, dan menjadi tujuan mahasiswa untuk mengukir prestasi,” ujar Founder and Commisioner LIMA, Ryan Gozali.

Sementara itu, Junas Miradiarsyah selaku Chief Executive Officer LIMA mengungkapkan pekerjaan LIMA sebagai pusat pengembangan mahasiswa ke depan tidak mudah terutama di masa pendemi. Meski prihatin dengan kondisi keterbatasan saat ini, dia optimis melalui kerjasama berbagai pihak seperti mahasiswa, federasi, dan instansi terkait, kegiatan mahasiswa dapat kembali bergulir.

“Kerjasama dari berbagai pihak menjadi aspek penting dalam mewujudkan pengembangan mahasiswa yang berkelanjutan di masa pandemi. Selain itu, LIMA akan terus melakukan inovasi agar dapat terus menjalankan kompetisi dengan mengutamakan keamanan dan kesehatan bagi mahasiswa dan setiap orang yang terlibat.” Ujar Junas Miradiarsyah.

Tak bisa dimungkiri, kehadiran LIMA mampu mencetak bintang-bintang lapangan setelah menjadi alumni student athlete LIMA. Mulai dari Subhan Faidasa, Rivaldo Tandra, Zalrina Hariana, Eka Sanjaya, dan masih banyak lagi pastinya.

Seperti yang diungkapkan oleh Yudha Saputra, Timnas Elite Muda (Indonesia Patriots) IBL 2021. “Saat mengikuti ajang LIMA, yang saat itu membela Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) ajang LIMA sangat ditunggu-tunggu dan bergengsi dibanding ajang lainnya. Semoga LIMA bisa terus menjadi ajang yang dinantikan oleh mahasiswa seluruh Indonesia.”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Vicky Angga Saputra, student athlete Universitas Trisakti (Usakti). Menurutnya, kompetisi LIMA itu sangat bergengsi karena membawa nama baik kampus. Saat menjadi partisipan LIMA kekompakan dan kebersamaan tim itu sangat dibangun.

“LIMA sangat berkesan dan menjadi pengalaman baru bagi saya. Saya berharap semoga LIMA semakin maju dan bisa kembali menggelar kompetisi secara langsung di lapangan,” ungkap Vicky.

Tak hanya skill dalam olahraga, LIMA juga mempertimbangkan akademis sebagai syarat untuk keikutsertaan para pesertanya. Sebelum mengikuti kompetisi, para peserta harus memenuhi standar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang ditetapkan oleh LIMA, yaitu minimum 2.00.

Ryan Gozali juga menambahkan harapannya untuk LIMA. Supaya tidak berkembang di kampus daerah pulau Jawa saja melainkan dapat meluas dari Sabang hingga Merauke. Ia juga berharap dapat mengatasi kendala apapun dengan kemajuan teknologi yang ada dan bisa lebih efisien.

Pada tahun kesembilan, Liga Mahasiswa akan menggelar kompetisi esports sebagai pembuka rangkaiaan kompetisi. Free Fire menjadi kompetisi esports pertama yang di mulai pada 22 mei. Kemudian, dilanjutkan oleh Player Unkown Battleground (PUBG) dan Mobile Legends Bang Bang. Untuk kompetisi olahraga lain, Liga Mahasiswa saat ini masih melakukan proses penjajakan dengan feredasi dan instansi terkait untuk dapat merelasisasikan rencana kompetisi tersebut.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in News