Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola Indonesia. Mantan pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (7/9/2020) malam waktu setempat di Wina, Austria. Seperti yang dilansir oleh CNNIndonesia, Alfred Riedl meninggal di usia 70 tahun.
Pelatih yang terkenal dengan tangan dinginnya tersebut pernah menukangi timnas Indonesia pada tiga periode, yakni 2010/11, 2013/14, dan terakhir 2016/17. Selama di bawah asuhannya, ia mampu mengantarkan skuat kebanggaan rakyat Indonesia berlaga di partai puncak Piala AFF 2010 dan 2016.
Partai final Piala AFF 2010 pasti akan selalu dikenang oleh publik pecinta sepak bola di Tanah Air karena perolehan tersebut merupakan final pertama timnas sejak 2004 (dahulu masih bernama Piala Tiger). Akan tetapi, final kedua adalah pembuktian Riedl sebagai pelatih berkelas.
Kala itu, sepak bola Indonesia baru terbebas dari sanksi yang diberikan oleh otoritas tertinggi sepak bola di dunia, FIFA. Berbekal skuat yang ada, waktu yang singkat, dan persiapan yang serbaterbatas, ia mampu membawa timnas Indonesia melaju ke partai final dan mencatatkan prestasi yang gemilang sebagai satu-satunya tim yang mampu mengalahkan Thailand.
Tidak hanya Indonesia, negara-negara yang pernah ia latih seperti Vietnam, Liechtenstein, Palestina, dan Laos juga merasa kehilangan dengan kepergian Riedl. Seperti dilansir oleh PanditFootball.com, seorang suporter Vietnam rela mendonorkan ginjalnya kepada Riedl 13 tahun silam. Hal tersebut dilakukan semata karena sumbangsih yang Riedl berikan kepada timnas Vietnam pada 2003 hingga 2004.
Beristirahatlah dengan tenang, coach Alfred. Terima kasih telah memberikan harapan kepada kami pecinta sepak bola Indonesia. Bukit Jalil dan Senayan serta Pakansari dan Rajamangala akan menjadi tempat yang kami ingat selalu. Kerja keras dan ketulusanmu dalam membangun sepak bola negeri ini tidak akan kami lupakan.