Connect with us

Futsal

Robby: Tanggung Jawab kepada Masyarakat

Kelangkaan pembersih tangan atau hand sanitizer terjadi di tengah mewabahnya Coronavirus Disease (Covid-19) saat ini. Namun, Robby Najini, wasit yang memulai kariernya di LIMA Futsal musim keempat, berhasil menciptakan pembersih tangan sendiri. Hal tersebut ia lakukan karena ia merasa memiliki tanggung jawab kepada masyarakat.
Robby tidak mempunyai latar belakang dunia olahraga. Ia adalah seorang magister jurusan Apoteker. Namun, banyak orang yang tidak memercayai bahwa dirinya adalah lulusan apoteker. Hal tersebut karena ia hobi dan memiliki banyak pengetahuan mengenai peraturan sepak bola dan futsal.
“Saya memulai karier saya sebagai wasit futsal di LIMA Futsal: Central Java and Special Region of Yogyakarta Conference Season 4 dan LIMA Futsal Nationals Season 4. Terakhir, saya menjadi wasit untuk turnamen futsal yang diadakan LIMA pada 2018, tepatnya di LIMA Futsal: Kalimantan Conference Season 6,” ucapnya.
“Akan tetapi, banyak orang yang tidak percaya bahwasanya saya adalah seorang apoteker. Alhamdulillah saya berhasil meraih gelar magister apoteker pada 2018. Saya lebih berfokus kepada karier saya sebagai ketua jurusan Farmasi di Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) Bina Dharma di Pontianak. Futsal dan sepak bola hanyalah hobi saya,” tambahnya.
Robby, yang merupakan ketua jurusan Farmasi di SMK Bina Dharma, berhasil menciptakan pembersih tangan bernama BIMA C-19. Hal tersebut ia lakukan karena keresahan dirinya akan pihak-pihak yang mengambil keuntungan di tengah mewabahnya virus corona di masyarakat saat ini.
Ia mengatakan bahwa dirinya mempunyai tanggung jawab yang besar kepada kesehatan masyarakat. Hal tersebut yang menjadi pemicu dirinya untuk membuat pembersih tangan sendiri. Robby mampu mengarahkan peserta didiknya untuk membuat pembersih tangan yang sesuai dengan ketentuan dari World Health Organization (WHO). Namun, ia mencoba untuk memberikan modifikasi sendiri agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas.
“Di tengah maraknya penimbun masker dan pembersih tangan saat ini, saya berinisiatif untuk membuat pembersih tangan sendiri dengan melibatkan peserta didik yang saya punya di SMK Bina Dharma Pontianak. Alhasil, kami berhasil membuat formula yang tepat sesuai arahan WHO dan sedikit modifikasi agar dapat disukai oleh masyarakat. Produk pembersih tangan tersebut kami beri nama BIMA C-19,” katanya.
“Sebagai ketua jurusan, saya memiliki tanggung jawab yang besar kepada masyarakat dan peserta didik. Saya menjadikan momen mewabahnya virus corona sebagai ajang bagi saya untuk mengajarkan kepada para peserta didik tentang kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Produk BIMA C-19 ini kami berikan secara gratis kepada pihak-pihak yang membutuhkan, yakni masyarakat, dinas pendidikan, dan dinas kesehatan. Saya berharap BIMA C-19 bermanfaat bagi masyarakat dan semoga wabah Covid-19 segera berlalu,” tambahnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Futsal