Sejak tahun 2020 hingga saat ini, pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) di Indonesia belum menunjukkan tren positif. Bahkan, di beberapa minggu terakhir ini, terjadi peningkatan dalam hal penderita dan kematian dikarenakan Covid-19. Tentunya hal tersebut memunculkan sebuah ide untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar dalam jaringan (daring/online), termasuk Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Bagi mahasiswa yang akan atau sedang mengambil KKN, tentunya tidak senang dengan adanya praktek KKN yang dijalankan secara online. Mereka akan lebih senang jika praktek KKN dilangsungkan secara langsung atau yang biasa disebut offline. Sejatinya, KKN adalah sebuah program yang dikhususkan oleh mahasiswa agar dapat mengimplementasikan ilmu yang telah mereka dapatkan ke masyarakat. Hal tersebut tentu sejalan dengan Tridharma Perguruan Tinggi, yakni menyelenggerakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk lebih jelasnya, kita akan menyebutkan beberapa hal yang menjadi perbedaan antara KKN online dan offline:
- Cara untuk mengabdi kepada masyarakat
Ketika kita melangsungkan KKN secara offline, tentu kita sudah tahu apa yang perlu kita berikan kepada masyarakat. Pengetahuan tersebut tentu kita dapatkan dari observasi secara langsung ke tempat pelaksanaan KKN kita dengan cara berinteraksi kepada masyarakat yang ada. Dari hal tersebut, kita akan mengetahui masalah apa yang mereka rasakan dan apa yang bisa kita berikan sehingga kita bisa eksekusi secara langsung di tempat serta masyarakat juga bisa belajar.
Namun, ketika KKN online, hal seperti itu rasanya sulit untuk terjadi karena kita tidak bisa datang langsung ke tempat KKN kita diberlangsungkan perkara Covid-19. Semua hal harus kita lakukan secara online atau jarak jauh. Kesulitan yang muncul adalah komunikasi dengan masyarakat karena seperti yang kita tahu, kita tidak bisa mengetahui apakah masyarakat di tempat kita KKN sudah memiliki handphone atau tidak. Akan tetapi, justru di sinilah kita dituntut untuk lebih berkreasi dalam membantu masyarakat tersebut. Mungkin, dengan menggunakan video, poster, baliho, dan lain-lain yang di mana mengandalkan teknologi untuk membantu.
- Interaksi sosial antara mahasiswa dengan masyarakat
Perbedaan kedua yang terlihat adalah perihal interaksi atau komunikasi antara mahasiswa selaku penggagas KKN dengan masyarakat setempat. Jika praktek KKN dilakukan secara offline, tentu komunikasi antara masyarakat dengan mahasiswa dapat terjalin dengan berkunjung secara langsung. Tentunya, hal tersebut membuat hubungan antara masyarakat dan mahasiswa semakin erat.
Berbeda dengan KKN yang dilaksanakan secara online, interaksi antara mahasiswa dan masyarakat tentunya dilangsungkan melalui handphone atau aplikasi telekonferensi. Hal tersebut tentu tidak bisa berjalan dengan mulus karena kendala seperti sinyal dan kurang mendukungnya peralatan yang dimiliki masyarakat setempat akan muncul.
- Keseruan
Di poin ketiga ini, tentu mahasiswa akan sangat setuju bahwasanya kontak fisik akan terasa lebih menyenangkan dibandingkan hanya berkomunikasi melalui handphone. Hal tersebut tentu yang menjadi pembeda antara KKN offline dan online di mana KKN yang dilangsungkan secara offline jauh lebih menyenangkan dibandingkan online.
Namun, terlepas dari apapun caranya, semuanya pasti memiliki sisi negatif dan positifnya. Perasaan kesal karena KKN dilangsungkan secara online pasti akan muncul. Akan tetapi, hal tersebut tentu harus dilaksanakan.