Penyelenggaraan kegiatan besar atau pertemuan besar sudah bisa dilaksanakan selama pandemi. Hal ini disampaikan sendiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, yang mengatakan seiring membaiknya situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air, pemerintah memberi izin penyelenggaraan kegiatan besar dengan kewajiban mengikuti sejumlah pedoman yang ditetapkan.
Adapun kegiatan berskala besar yang dimaksud adalah kegiatan yang melibatkan partisipan atau undangan dalam jumlah besar dan dari berbagai tempat. Kegiatan-kegiatan seperti konferensi, pameran dagang, acara olahraga, festival konser, pesta, maupun acara pernikahan yang besar sudah boleh dilaksanakan.
Bahkan, kini Indonesia memiliki dua perhelatan berskala nasional dan tergolong kegiatan besar, yaitu pertandingan sepak bola Liga 1 dan 2 juga Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 di Papua tahun 2021. Hal ini dilakukan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional dan untuk mewadahi produktivitas masyarakat.
Namun, kegiatan-kegiatan tersebut tentunya harus mengikuti pedoman penyelenggaraan yang telah diatur oleh pemerintah. Berikut pedoman yang harus diperhatikan selama penyelenggaraan berskala besar saat masih pandemi:
Sebelum Acara
- Edukasi kesehatan yang cukup bagi seluruh partisipan dan memastikan memiliki pemahaman yang sama khususnya kiat-kiat mencegah penularan.
- Menyusun pedoman pelaksanaan acara yang telah dilengkapi rencana kontijensi, misalnya melarang partisipan yang positif selama rangkaian acara melanjutkan aktivitasnya dan harus segera dirujuk ke area khusus karantina atau isolasi yang telah disediakan.
- Memastikan fasilitas dan sarana prasarana mendukung penerapan protokol kesehatan. Misalnya tata letak acara yang memudahkan partisipan menjaga jarak minimal satu setengah meter.
- Membuat panitia khusus yang bertanggung jawab menegakkan protokol kesehatan oleh partisipan secara menyeluruh.
- Membangun kemitraan dengan pemerintah dan fasilitas kesehatan setempat khususnya kesiapan menghadapi jika terjadi kemunculan banyak kasus.
Saat Acara
- Mengikuti perkembangan kasus COVID-19 secara aktual khususnya data daerah di mana acara berlangsung.
- Memastikan skrining kesehatan dilakukan tepat sebelum acara berlangsung, misalnya penggunaan metode skrining yang dapat menyesuaikan situasi dan kondisi di daerah masing-masing termasuk pemeriksaan suhu tubuh secara harian.
- Memastikan alat atau material kesehatan pendukung cukup dan mudah terakses saat acara, misalnya hand sanitizer atau sabun cuci tangan dan masker.
- Melakukan promosi kesehatan selama acara berlangsung secara konsisten terkait pentingnya memakai masker dengan benar, mencuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas dan menjaga jarak minimal satu setengah meter dalam bentuk visual maupun audio ditempat dan waktu yang strategis.
- Panitia khusus yang telah terbentuk harus memastikan pedoman pelaksanaan ditegakkan baik pembatasan kapasitas jarak maupun higienitas dalam beraktivitas.
- Memastikan setiap partisipan mematuhi protokol kesehatan termasuk di luar wilayah acara. Misalnya saat di tempat penginapan dan saat bepergian.
- Selanjutnya segera merujuk kasus positif yang terdeteksi selama acara untuk isolasi maupun perawatan
Setelah Acara
Pastikan tidak ada kasus positif yang lolos untuk kembali ke daerah asal. Untuk memastikan tidak terjadi perluasan penularan sebelum benar-benar sembuh melalui optimalisasi karantina setelah sampai asal daerah.
Selain mengikuti pedoman penyelenggaraan, faktor risiko penularan Covid-19 saat acara besar juga perlu diperhatikan. Hal ini nantinya juga akan memengaruhi perizinan acara tersebut berlangsung atau tidaknya. Secara khusus ada enam faktor risiko penularan saat acara besar dilakukan, yaitu:
- Kondisi kasus Covid-19 di daerah tempat acara berlangsung. Hal ini disebabkan karena tingginya angka infeksi meningkatkan risiko penularan kepada partisipan.
- Potensi penularan selama acara di tempat umum seperti bandara, terminal bus, stasiun kereta api, dan transportasi umum lainnya. Berisiko menularkan virus ke penumpang akibat jarak antar penumpang dan buruknya sirkulasi udara transportasi.
- Durasi acara. Makin lama kegiatan diikuti individu, maka risiko penularan makin tinggi. Peluang penularan terbuka jika terjadinya komunikasi contohnya berbincang maupun kontak fisik seperti berjabat tangan antar partisipan.
- Tata kelola acara. Acara dalam ruangan dengan sirkulasi udara buruk berpeluang lebih besar penularan dibandingkan kegiatan luar ruangan.
- Jumlah partisipan. Makin banyak partisipan dalam acara, kecenderungan tertular makin besar. Karena sulitnya menjamin jarak antar orang minimal satu setengah meter.
- Pelaku partisipan yang belum vaksinasi secara penuh, maupun yang tidak menjalankan protokol kesehatan secara disiplin dapat meningkatkan peluang penularan.
Keenam faktor risiko ini perlu benar-benar diperhatikan setiap pihak, baik penyelenggara maupun yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Hal ini untuk menekan penularan COVID-19 terjadi selama penyelanggaraan acara berlangsung.