Michelle Gabriela merupakan student athlete jurusan Akutansi Sektor Publik angkatan 2019 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Saat ini, student athlete UGM tersebut memilih untuk fokus ke bidang akademik daripada badminton.
Sejak kecil, Michelle Gabriela sudah bermain badminton dikarenakan ayahnya yang juga penggemar olahraga badminton. Alhasil, ia mendapat kesempatan untuk dapat menekuni olahraga tersebut lebih dalam ketika orang tuanya memutuskan untuk memasukkan Michelle di salah satu Persatuan Bulu Tangkis (PB) di daerah Yogyakarta.
“Saya suka bermain badminton setelah melihat ayah saya bermain dengan teman-temannya. Sejak saat itu, saya sering bermain hingga orang tua memutuskan untuk memasukkan saya ke salah satu PB lokal di Yogyakarta. Setelah saat itu, saya mengikuti seleksi PB Exist di Jakarta. Saya bersyukur bisa diterima di PB besar seperti Exist,” ucapnya.
Michelle mempunyai cita-cita untuk menjadi atlet badminton profesional. Akan tetapi, ia harus memupuskan harapannya tersebut dikarenakan gagal di fase nasional. Ia juga kerap mengalami cedera terutama di bagian pergelangan kaki.
“Dahulu saya bercita-cita untuk bisa menjadi atlet badminton profesional. Saya menjalani latihan badminton di PB Exist Jakarta selama tiga tahun. Namun, saya gagal di fase nasional. Saya juga memiliki cedera engkel dan hingga saat ini sakit tersebut masih kambuh ketika saya memaksakan diri saya untuk bermain badminton,” ujarnya.
Saat ini, Michelle mempunyai cita-cita baru, yakni menjadi auditor atau akuntan. Ia sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa menimba ilmu di salah satu universitas terbaik di Indonesia lewat jalur prestasi. Menurutnya, dengan mengikuti turnamen yang diadakan oleh LIMA, ia menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk masa depannya.
“Saya bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk bisa belajar di Universitas Gadjah Mada (UGM) lewat jalur prestasi badminton. Maka dari itu, saya tetap bermain badminton untuk nama baik UGM. Saya memiliki tanggung jawab untuk bisa membanggakan almamater tercinta di turnamen LIMA,” katanya.
“Saat ini, saya hanya fokus kepada akademik saya. Sebagai student athlete, saya harus pintar untuk mengatur waktu antara akademik dan non-akademik. Dengan mengikuti ajang LIMA, saya mendapatkan pelajaran yang berguna untuk bekal di dunia kerja,” tambahnya.
Musim ini merupakan musim pertamanya Michelle berlaga di LIMA Badminton: Central Java and Special Region of Yogyakarta Conference Season 8. Ia berhasil meraih posisi runner-up di kategori perseorangan tunggal putri. Dengan hasil tersebut, ia mampu membawa nama baik UGM di kancah LIMA Badminton Nationals Season 8 yang akan dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat.
Akan tetapi, pandemik Coronavirus Disease (Covid-19) mewabah di Indonesia. Liga Mahasiswa selaku penyelenggara perhelatan LIMA Badminton Nationals Season 8 memutuskan untuk menghentikan sementara pergelaran yang ada. Perhelatan LIMA Badminton Nationals Season 8 akan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Dengan mewabahnya virus corona di Indonesia, UGM sebagai tempat bagi Michelle untuk menimba ilmu memutuskan untuk mengganti metode pembelajaran menjadi dalam jaringan (daring). Hal tersebut sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona di kampus. Akan tetapi, Michelle tetap berusaha untuk menimba ilmu walaupun kesulitan karena harus menyesuaikan diri dari metode tatap muka ke daring.
“Saya merasakan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran daring karena saya senang belajar melalui diskusi dengan teman-teman. Namun, sebagai mahasiswa, saya tetap menjalankan dan berusaha untuk membiasakan diri dengan metode tersebut karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab mahasiswa,” ucapnya.
“Menurut saya, dengan adanya keterbatasan ini, para mahasiswa tidak boleh menyerah dengan keadaan dan tetap berusaha untuk belajar. Banyak cara dan aktivitas yang bisa dilakukan ketika berada di rumah. Saya berharap keadaan ini cepat terselesaikan dan semoga virus corona tidak meluas,” tambahnya.