Connect with us

The Alumni

Lucky: Buktikan Diri Lewat Karier Futsal

Berkarier sebagai penjaga gawang Klub Jeck Kato 86 Berau tidak pernah terbayangkan oleh Lucky Darmawan, alumnus LIMA Futsal dari Universitas Airlangga. Padahal, ia mencintai futsal sejak duduk di bangku SD.

“Dulu, saya memang suka main futsal, jadi pemain yang bukan kiper. Suatu waktu, ketika SMP, saya iseng jadi kiper dan ikut turnamen futsal tingkat SMP. Saya diminta oleh teman-teman karena tidak ada kiper waktu itu. Ternyata bagus, dan saat itu langsung juara. Akhirnya, turnamen selanjutnya jadi kiper terus.” ucapnya.

Kesempatannya mengikuti kompetisi futsal nasional di tingkat SMA mengantarkan Lucky melanjutkan pendidikannya di Universitas Airlangga. Ia mengatakan bahwa kala itu almarhum Abdullah Imran atau biasa disapa Bang Item, pelatih tim futsal Unair, melihatnya bermain pada kompetisi tersebut. Ternyata saat itu Bang Item sedang memantau permainan dan melihat siswa-siswa berprestasi. Ia pun tertarik pada permainan Lucky dan menawarkannya jalan masuk ke Unair lewat jalur prestasi.

Pada musim pertamanya bermain di Liga Mahasiswa pada 2014, Lucky juga bergabung di klub amatir dan sempat mengikuti kompetisi amatir di Jawa Timur, Lucky menceritakan pengalamannya kala itu harus memilih antara membela Unair di Liga Mahasiswa atau membela klub. “Pada 2014, klub saya sedang berlaga di kompetisi amatir di Jawa Timur. Saya sempat bingung karena jadwal tanding klub berbarengan dengan jadwal tim kampus ikut LIMA ke Nationals. Saya harus memilih salah satu. Saya meminta izin kepada klub untuk membela tim kampus di tingkat Nationals, tapi tidak dapat izin,” ucapnya.

Namun, kiper asal Gresik ini menganggap bahwa membela kampus seperti membela negara. Apa pun yang terjadi, ia harus membela Unair di Liga Mahasiswa. “Akhirnya, meskipun tidak dapat izin dari klub, saya nekat berangkat ke Jakarta. Saat itu saya sempat disuruh balik oleh klub di Surabaya. Pemilik klub menghubungi dan minta saya balik. Saat itu, Unair lolos terus sampai akhirnya dapat peringkat ketiga LIMA Futsal Nationals 2014. Saya masih di Jakarta dan belum memutuskan untuk kembali ke Surabaya karena kompetisinya saat itu masih berlangsung. Akhirnya, waktu balik, saya kena sanksi skorsing. Skorsingnya pun lama banget, yakni selama setahun,” kenang Lucky.

Melanjutkan karier sebagai pemain futsal profesional ternyata bukan perkara mudah bagi kiper yang pernah membela Blacksteel Manokwari ini. Perdebatan dengan orang tuanya sejak Lucky masih kuliah pun sempat terjadi. “Waktu awal-awal, Ayah saya sudah mendukung. Tetapi Ibu tuh kayak, ‘Ngapain sih main futsal? Gak bisa buat hidup’. Jadi, Ibu saya memikirkan masa depan saya nantinya. Akhirnya saya buktikan saat saya mulai ikut futsal, meskipun di klub amatir, tapi sudah menghasilkan uang. Lumayan, bisa ditabung. Akhirnya, sejak semester 3, saya membiayai kuliah saya sendiri dengan hasil dari futsal,” ujarnya.

Lucky berpesan untuk junior-juniornya di Liga Mahasiswa “Jangan lupakan kampus. Meskipun di bidang nonakademik kita punya prestasi, tapi jangan lupakan sisi akademiknya juga,” tutupnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in The Alumni