Riva Rizki Ramadhani merupakan student-athlete Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Pada tahun terakhirnya mengikuti kompetisi basket Liga Mahasiswa, ia berbagi pengalamannya sebagai mahasiswa dan atlet yang dijalani secara bersamaan.
Mahasiswa Teknik Sipil ini mengaku bahwa menjadi student-athlete bukan merupakan sesuatu yang ringan. “Jadi student-athlete itu sulit. Kami harus membagi waktu antara belajar dan latihan dengan baik. Dalam sehari pun biasanya hanya tidur 4-5 jam. Apalagi kalau sudah di semester lima atau enam, waktu tidur hanya 2-3 jam. Banyak tugas besar yang harus dikerjakan, ditambah harus latihan basket,” kata Rama.
“Sebagai mahasiswa, kami harus belajar, mengkuti kuis, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Sedangkan sebagai atlet, kami harus berlatih untuk mencapai target di kompetisi tertentu, contohnya seperti Liga Mahasiswa,” tambahnya.
Setelah empat kali mengikuti kompetisi Liga Mahasiswa, ia berkata, “Liga Mahasiswa merupakan wadah untuk para student-athlete untuk bertanding dan mengembangkan diri. Karena itu, sangat disayangkan jika saya melewatkan kompetisi ini.”
Sebagai student-athlete, Rama mengaku penting untuk menyeimbangkan prestasi di dua bidang yang ia tekuni. Ia mengatakan, “Keseimbangan antara akademik dan non-akademik sangat penting. Saya butuh akademik untuk menunjang karier saya di dunia kerja. Sementara itu, saya bisa mendapatkan sesuatu di non-akademik yang tidak didapatkan di dunia akademik.”
“Di Liga Mahasiswa atau kampus saya, akademik sangat diperhatikan. Keduanya memiliki standar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) masing-masing,” tambah Rama.
Setelah lulus nanti, student-athlete yang berusia 22 tahun ini juga mengatakan ingin mengejar akademiknya. “Untuk saat ini, saya memang mengejar akademik. Namun, tidak menutup kemungkinan jika saya bisa bermain di tim profesional,” tutupnya.
