Connect with us

CAMPUS LIFE

Kumpulan Kata-Kata Tokoh Untuk Merawat Esensi Mahasiswa

Menjadi mahasiswa bukan berarti belajar di dalam kelas, membuat skripsi, lalu wisuda. Menjadi mahasiswa harus bisa lebih sekadar siswa. Buktikan kalau mahasiswa itu sebagai agen perubahan. Mengacu pada sumpah mahasiswa yang  berbunyi:

“Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, bertanah air satu tanah air tanpa penindasan.”

“Kami mahasiswa bersumpah, berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan.”

“Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan.”

Inti dari sumpah tersebut adalah bagaimana seorang mahasiswa harus bisa menggunakan akal dan pikirannya untuk menegakan keadilan, dan melawan segala penindasan. Dari orde baru hingga sekarang yang katanya reformasi, mahasiswa sering melakukan aksi dengan turun ke jalan atau kuliah di jalan.

Namun saat melakukan aksi, sekarang masih banyak mahasiswa ingin terlihat di atas dengan gagah. Enggan bergabung dengan rakyat. Enggan bergabung dengan yang tidak memakai almamater kampus.

Semoga semua sikap mahasiswa sekarang tidak seperti mahasiswa pendahulu, yang pada masa lalu sering melakukan aksi turun ke jalan, hanya untuk menjadi jembatan agar menjadi anggota dewan. Miris.

Untuk kalian yang masih memiliki kepekaan terhadap hati nurani, dan masih menanam ilmu di kampus lalu membagikan ilmu tersebut saat panen ke masyarakat. Kalian bisa petik pesan-pesan atau perkataan dari para tokoh, untuk merawat kepekaan kalau kalian itu mahasiswa bukan hamasiswa.

“Pemuda hari ini harus turun tangan, berkarya nyata menjawab semesta Indonesia” – Najwa Shihab

“Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan, asalkan kau yakin di jalan yang benar maka lanjutkan” – Gus Dur

“Nasib suatu bangsa tergantung dari bangsa itu sendiri. Semakin hancur persatuan dan kepedulian maka Indonesia adalah sekadar nama yang tidak berarti” – Bung Hatta

“Rasa takut melumpuhkan jiwa dan menghilangkan inisiatif serta mematikan daya cipta suatu masyarakat” – Mohammad Natsir

“Dimanapun engkau berada, selalu menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang bisa kau berikan” – BJ Habibie

“Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah” – Soe Hok Gie

“Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali” – Tan Malaka

“Lembaga mahasiswa yang ada di kampus-kampus saat ini hanya disibukan dengan proposal-proposal sembari mengemis dana pada korporat dan pihak birokrat kampus” – Ahmad Chaidir Ali

“Aku mau jujur jujur saja, bicara apa adanya, aku tak mau mengingkari hati nurani” – Iwan Fals (HIO)

“Urusan akidah adalah urusan masing-masing individu, tetapi urusan berhubungan baik dengan sesama manusia adalah urusan bersama” – Rusdi Mathari

“Untuk menjaga perdamaian dunia, daripada repot-repot diskusi sana-sini tentang potensi konflik antaragama, antarideologi, dan lain-lain, mending fokus ke soal rasio ketersediaan pangan dan jumlah warga dunia”– Sujiwo Tedjo

“Percuma kau punya ladang atau sawah, cepat atau lambat negara akan merampasnya darimu. Juga rumah. Juga tanah. Bahkan negara bisa mengambil paksa suamimu kapan pun mereka mau” – Eka Kurniawan

“Tidak ada yang lebih hina daripada hormat didasarkan pada ketakutan” – Albert Camus

“Politik adalah refleks dunia bisnis dan industry” – Emma Goldman

“Boleh bertujuan, tetapi pasti boleh berubah haluan. Boleh berkeyakinan, tetapi masih boleh berubah haluan. Setiap perjalanan tidak harus terasa menyenangkan, setiap perjalanan tidak harus berupa petualangan. Sehingga kita tidak perlu bersiap menjadi petualang tangguh, beriman kuat, menjadi pahlawan. Sebab diri ini dicincang banyak hal, maka pasti boleh menjadi plin-plan” —Puthut EA

“Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: lawan!” – Wiji Thukul

“Bahaya terbesar adalah ketakutan dalam kepala kita. Ketakutan yang disebarkan sistem yang ada kepada kita. Ketakutan inilah rintangan terbesar dalam perjuangan” – Munir Said Thalib

“Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah, Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa, yang penting adalah apakah seseorang berjuang atau tak berjuang” – Cak Nun

“Orang yang merasa bodoh dan belajar, bisa menjadi pintar. Orang yang merasa pintar, tak akan pernah menjadi pintar” – Gus Mus

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in CAMPUS LIFE