Sudah banyak mahasiswa-mahasiswa yang pernah membela kampusnya di turnamen Liga Mahasiswa (LIMA) akhirnya mendapatkan tempat di liga profesional, salah satunya adalah Indonesia Basketball League. Pemain-pemain seperti Yesaya Saudale, Yudha Saputera, dan M. Arighi pernah merasakan bagaimana bermain di LIMA Basketball dan IBL. Salah satunya adalah alumni dari Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta, Kevin Moses Eliazer Poetiray.
Seperti namanya yang memiliki nama belakang Poetiray, pemain yang kerap dipanggil Kevin ini mengaku bahwa olahraga pertamanya adalah futsal dan sepak bola sebelum akhirnya jatuh cinta dengan basket. Pengetahuan Kevin tentang sepak bola dan futsal tersebut diperkenalkan oleh pamannya, yakni Rochy Putiray, penyerang Timnas Indonesia era 1991-2004.
Setelah masuk ke UEU, ia memulai karir basketnya di LIMA ketika perhelatan LIMA Basketball Season 2, ia langsung menunjukkan betapa mengerikan dirinya dengan performanya. Kala itu, ia hanyalah seorang mahasiswa baru di UEU, akan tetapi langsung bisa bermain membawa nama baik UEU di LIMA Basketball Season 2.
Di musim pertamanya, ia mampu membuat peningkatan performa di tim UEU. Alhasil, ia berhasil meraih runner-up di LIMA Basketball Greater Jakarta Conference (GJC) dan LIMA Basketball Nationals Season 2.
Setelah itu, ia semakin berkembang di bawah nama baik kampusnya. Kevin mampu memberikan dua gelar LIMA Basketball GJC pada Season 3 dan 5. Akan tetapi, ia belum mampu memberikan gelar LIMA Basketball Nationals kepada kampusnya setelah pada Season 4 dan 6, ia hanya meraih runner-up.
Namun, di luar gelar yang diberikan Kevin kepada timnya, ia pernah meraih All Academic Player pada ajang LIMA Basketball Nationals Season 6. Selain itu, ia juga berhasil mendapatkan beberapa penghargaan individu di luar LIMA yaitu juara III LA Street Ball Challenge The World Manila 2017, mewakili Timnas 3X3 Putra Indonesia pada kejuaraan FIBA 3X3 World Cup Nantes 2017, dan kini bersinar di IBL lewat tim Louvre Dewa United Surabaya.
Pemain yang menjadi ikon Louvre Dewa United Surabaya ini mampu membuat Louvre tampil bagus, dan masuk Play off IBL Pertamax 2021. Karena performanya meningkat, Kevin terpilih sebagai Most Improved Player of the Year musim ini.
Performa Kevin musim ini sudah menjadi perkiraan para analis basket. Hal tersebut karena Louvre kehilangan banyak pemain pada off season musim lalu, khususnya dari sisi pencetak poin seperti Daniel Wenas dan kontribusi dari pemain asing.
Dengan posisi tim Louvre yang sedang sulit pada saat itu, Moses dituntut untuk bangkit dan menambal kekurangan tersebut. Alhasil, Kevin menjawab segala keraguan yang ada dengan meraih IBL Awards karena mampu memberikan peningkatan performa kepada tim Louvre.
Kevin Moses memulai perjalanan karirnya di LIMA. Dengan segala kemampuan dan kegigihan yang ia perlihatkan, ia mampu menjadi bagian dari tim Louvre. Segala rintangan dan tantangan yang ia dapati lalu, saat ini, dan nanti, tentu akan membuat dirinya semakin berkembang. Tentunya, hal tersebut ia butuhkan agar impiannya untuk menjadi bagian dari Timnas Indonesia dapat tercapai.