Connect with us

The Alumni

Jessica: Atlet Harus Berkomitmen dan Bertekad Bulat

Masa pandemi seperti sekarang ini ternyata tidak lantas membuat Jessica Silvia, alumnus LIMA Basketball dari Universitas Katolik Parahyangan, hanya berada di rumah menjalankan work from home (WFH). Saat ini, Jessica sedang menjalani kesibukannya yang padat. Jessica bercerita, “Kesibukan saya lagi padat. Mulai dari mengurus persiapan pernikahan untuk November, tetap work from office (WFO) di PT. Topindo Group, Bandung, sampai mengambil program magister kenotariatan. Saya pun sedang mengembangkan semilembaga sosial, yakni Dari Rakyat.”

Pebasket cantik asal Bandung ini mendirikan Dari Rakyat berkolaborasi dengan enam temannya yang sama-sama berasal dari Bandung. Fokus semilembaga yang Jessica bangun bersama teman-temannya ini adalah pada sosial dan kemasyarakatan. Mereka tergerak untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. “Dari sebelum adanya pandemi ini, saya sudah berpikir ingin mendirikan satu komunitas sosial seperti ini. Saya terinspirasi dari beberapa teman-teman di Jakarta dan Bandung. Mereka bisa membuka satu komunitas yang bemanfaat untuk masyarakat,” lanjut Jessica.

Jessica mengaku bahwa dirinya merupakan seorang pekerja keras. Ia berkata, “Sebenarnya saya tipe orang yang lumayan workaholic. Jadi, saya memang enggak mau diam kalaupun ada kesempatan untuk menganggur dan tidak melakukan apa pun.”

Jessica memutuskan untuk memilih karier sebagai pekerja profesional bukan tanpa pertimbangan. Ia ternyata sempat mencoba bermain membela Klub MP Samator. “Saya pernah terpikir untuk mencoba jadi pemain pro. Bahkan saya sempat main di MP Samator. Sempat main dua liga, tapi memang dari saya pribadi sejujurnya sudah cukup jenuh dengan basket,” ujarnya. Jessica menceritakan bahwa dirinya sejak berada di bangku SD sudah berkutat dengan basket. Baginya, waktu yang sudah ia jalani di dunia perbasketan dari SD hingga kuliah sudah cukup. Jessica ingin mencari pengalaman baru di bidang yang lain.

Kala Jessica menceritakan perjananannya di basket, ia menyampaikan bahwa ada momen yang berkesan yang ia ingat sampai sekarang. “Momen paling berkesan ketika di Liga Mahasiswa saat Alligators lawan Ubaya. Di pikiran saya dan teman saya, Jessie Kristina, Alligators sudah memimpin. Tapi, ternyata waktu itu skornya mepet. Jadi, saya dan Jessie menunggu Elsa yang sedang memegang bola. Saya dan Jessie, kami berdua yang biasanya membawa bola, dan kami minta Elsa untuk mengoper bola ke salah satu di antara kami. ‘Pass! Pass! Pass!’, begitu,” kenangnya. Jessica mengenang momen ini sembari menyunggingkan tawanya kala bercerita.

“Kita minta Elsa untuk mengoper, dan raut wajah Elsa terkesan kayak ‘Ah, gue mau masukin sendiri deh’. Lalu kami berdua bingung. Kami hadap-hadapan, dan enggak berselang lama Elsa lay up. Ketika lay up masuk, wasit meniup peluit. Dan, Alligators menang. Saya dan Jessie, kami berdua bengong dan saling bertanya-tanya, ‘Hah? Bukannya kita dari tadi udah menang?’” lanjutnya.

Jessica berpesan untuk student athlete yang masih harus berjuang di Liga Mahasiswa. “Kalian harus punya komitmen dan pertahankan komitmen kalian itu. Karena untuk menjadi seorang athlete itu butuh suatu perjuangan yang tidak bisa setengah-setengah. Kalian harus mantap, dan harus punya niat yang optimistis serta tekad yang bulat untuk menjadi seorang atlet,” tutup Jessica.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in The Alumni