Banyak kegiatan terhenti karena mewabahnya Coronavirus Disease (Covid-19) di Indonesia. Akan tetapi, Jeslyn Sherly Calista, student athlete dari Universitas Semarang (USM), tetap mempunyai harapan yang baik di tengah mewabahnya virus corona.
Pemerintah pusat dan instansi pendidikan tinggi mengharuskan para mahasiswa tetap berada di rumah dan melakukan physical distancing. Calista, yang merupakan student athlete USM yang bermain pada cabang olahraga badminton, tetap positif menyikapi perubahan besar.
Musim kedelapan perhelatan LIMA Badminton: Yuzu Isotonic Central Java and Special Region of Yogyakarta Conference merupakan musim perdananya. Namun, pada musim inilah wabah corona menyebar. Hal tersebut membuat pihak kampus membatasi kontak fisik antarmahasiswa sehingga diberlakukan metode pembelajaran dalam jaringan (daring).
Calista mengakui bahwa ia merasakan kesulitan dengan sistem metode pembelajaran daring ini. Hal tersebut karena ia lebih senang dengan metode pembelajaran yang bertatap muka secara langsung. Ia juga merasa dengan adanya metode ini dosen lebih menitikberatkan pembelajaran dengan tugas-tugas. Namun, student athlete jurusan Manajemen tersebut tetap menjalani tanggung jawabnya sebagai mahasiswa.
“USM menerapkan sistem pembelajaran daring. Awalnya, saya kesulitan karena harus menyesuaikan diri secara cepat dengan sistem tersebut. Namun, saya harus tetap mengikuti peraturan yang ada. Saya tetap belajar karena itu sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai mahasiswa,” ujarnya.
Pebulutangkis asal Magelang tersebut merasa bahwa Covid-19 menghambat kegiatannya sebagai student athlete. Ia mengakui dengan mewabahnya Covid-19 membuat kegiatan badmintonnya terhenti hingga waktu yang belum ditentukan. Akan tetapi, ia tetap bersikap positif mengenai wabah ini.
“Saya sangat senang bermain badminton. Badminton merupakan kegiatan yang sulit dilepaskan dari diri saya. Namun, dengan peristiwa virus corona ini, saya tidak bisa melakukan kegiatan badminton saya. Saya sangat sedih karena hal tersebut,” ucapnya.
“Akan tetapi, saya tetap berpikir positif dengan peristiwa ini. Saya menganggap mewabahnya virus corona tidak sepenuhnya membawa hal yang buruk. Saya menjadi lebih dekat dengan keluarga dan saya dapat melakukan kegiatan-kegiatan positif di luar badminton,” tambahnya.
Sebagai mahasiswa, ia mempunyai harapan kepada pemerintah dan masyarakat luas agar tetap berada di dalam rumah dan lakukan physical distancing. Menurutnya, hal tersebut dapat mengurangi penyebaran virus corona ini jika semua orang dapat menaati peraturan yang diberikan oleh pemerintah.
“Saya berharap wabah virus corona ini cepat selesai agar semuanya dapat kembali menjadi normal. Saya mengapresiasi pemerintah yang menerapkan agar masyarakat tetap berada di dalam rumah. Namun, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah membutuhkan kita sebagai masyarakat agar menaati peraturan tersebut. Peraturan untuk tetap berada di rumah dan physical distancing adalah hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi angka penyebaran virus corona ini,” katanya.