Connect with us

Featured

Inner Strength: Reynold, Motivasi Diri dan Pembinaan

Reynold Septian Multhy Yuanan merupakan kiper Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ia telah mengalami berbagai kesulitan saat menjadi student-athlete. Namun, ia mampu memotivasi dirinya sendiri untuk bangkit. Selain itu, ia juga merasa dibina di kompetisi Liga Mahasiswa (LIMA).

Selain menjadi student-athlete, Reynold juga berperan sebagai ketua UKM Sepak Bola dan Futsal kampusnya, dan ia sudah memimpin selama dua periode. Selama menjalani aktivitas menjadi mahasiswa, atlet, dan pengurus UKM, pria yang berasal dari Tulungagung ini sempat ingin berhenti karena merasa lelah dengan memiliki tanggung jawab yang cukup besar. Tak hanya itu, ia juga sempat tidak diterima di seleksi Perseta (Persatuan Sepak Bola Tulungagung).

Meski sempat terpikir ingin menyerah, Reynold tetap menjalani tanggung jawabnya dengan baik. Seberat apa pun beban yang dipegang, ia tidak menyerah sampai saat ini. Mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan ini terus berusaha, hingga berhasil diterima di klub-klub besar di Malang, seperti Arema Liga 3, dan Persema (Persatuan Sepak Bola Malang). Di sisi lain, ia juga mampu menjadi pemimpin dan student-athlete yang baik berkat usaha dan kerja kerasnya. Buktinya, Reynold dipilih menjadi ketua UKM selama dua periode, mampu meraih penghargaan individual sebagai Best GoalKeeper di LIMA Football Nationals Season 6, serta memiliki IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang cukup baik.

“Yang terpenting bisa mengatur waktu. Meski terkadang ada rasa malas, tetapi saya merasa harus melakukan tanggung jawab yang saya miliki. Saya harus bisa memotivasi diri saya sendiri agar bisa menjalani aktivitas dengan baik dana bisa bangkit saat sedang terpuruk,” ujarnya.

Selain itu, ia juga merasa dibina dan mendapat pelajaran dari LIMA yang bisa diterapkan di kehidupannya. Ia mengatakan, “LIMA merupakan kompetisi yang bergengsi. LIMA juga menjadi turnamen yang bisa membina student-athlete. Dengan adanya IPK minimal yang diterapkan, kami jadi termotivasi dalam meningkatkan akademik. Peraturan-peraturan LIMA juga membuat kami lebih disiplin. Hal-hal seperti itu merupakan bentuk pembinaan yang kecil tetapi sebenarnya berdampak besar untuk kami.”

Student-athlete berusia 21 tahun ini juga mengaku bahwa ia sempat belajar di LIMA. Salah satu contohnya adalah saat kompetisi Rektor Cup di kampusnya. Beberapa peraturan dalam kegiatan tersebut diubah dengan  mengadopsi aturan yang ia pelajari di turnamen LIMA.

Itulah kisah dari Reynold, kiper yang memiliki banyak tanggung jawab dan kesulitan, tetapi bisa menghadapinya dengan baik, bahkan memiliki beberapa prestasi. Hal itu berkat kekuatan yang ada di dalam dirinya, yang membuatnya bangkit dan mampu melewati berbagai hambatan yang dialami.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Featured