Dony Novia Pratama merupakan student-athlete Universitas Negeri Malang (UM). Ia pernah dikritik dan mengalami cedera saat bermain bola voli. Namun, kesulitan tersebut mampu ia hadapi berkat kekuatan yang ada di dalam dirinya.
Saat SMA, kemampuan Dony bermain bola voli pernah mendapat kritik dari teman-teman di kota asalnya, Magetan. Dony mengaku dirinya orang yang tidak bisa dihina. Saat mendapat banyak kritikan, ia akan mengalami stres. Dulu, kritikan tersebut membuatnya sempat berhenti bermain voli bersama teman-teman di lingkungannya. Namun, seiring berjalannya waktu ia menjadi orang yang kuat. Mahasiswa angkatan 2016 ini mampu menerima perundungan (bullying) yang diarahkan kepadanya.
Tak hanya hinaan, kesulitannya menjadi student-athlete juga semakin berat saat ia mengalami cedera. Pria berusia 21 tahun ini pernah mengalami tiga kali cedera engkel. Selain itu, ia juga pernah mendapat cedera di punggung, satu bulan sebelum partisipasinya di salah satu kejuaraan. Cedera tersebut sempat membuat mentalnya jatuh. Ia takut tidak bisa bermain voli lagi dan tidak ikut turnamen tersebut. Akan tetapi, Dony tidak pernah menyerah sebelum berusaha. Ia menjalani massage dan penguatan secara rutin selama satu bulan. Akhirnya, ia berhasil sembuh dan ikut dalam kejuaraan tersebut. Setelah sembuh, ia juga semakin giat berlatih. Dony juga memiliki cita-cita menjadi guru olahraga.
Mahasiswa-atlet ini berhasil membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil jika mau berusaha. Dony berhasil melewati kesulitannya saat cedera. Ia juga berhasil membuktikan kemampuannya bermain voli kepada teman-temannya. Pemain bernomor punggung 9 ini, menjadi salah satu student-athlete yang mampu membawa Universitas Negeri Malang (UM) menjadi tim kuat di laga debutannya, bahkan masuk ke babak final LIMA Volleybal:McDonald’s East Java Conference Season 7.
“Kompetisi LIMA menjadi ajang pembuktian kepada orang-orang yang sempat meremehkan saya. Selain itu, saya bisa menambah pengalaman dan mengembangkan kemampuan. Menurut saya, dengan ikut kompetisi LIMA, saya bisa menjadi seorang atlet. Meskipun nantinya saya akan menjadi guru, saya juga tetap ingin menjadi atlet,” ujar Dony.
Sesulit apa pun masalah yang ia hadapi, Dony tidak ingin menyerah. Ia mengatakan, “Saya tidak menyerah karena saya ingin membanggakan orang tua. Ada kekuatan dalam diri saya yang membuat saya tidak pernah menyerah dan selalu bisa bangkit dan melewati masalah yang dihadapi.”
Dony memiliki inner strength yang membuatnya pantang menyerah. Tidak hanya Dony, semua orang juga perlu menggali kekuatan tersebut agar mampu melewati semua hambatan dengan baik.