Annisa Abidin adalah seorang student athlete yang berkuliah di jurusan Psikologi Universitas Airlangga (Unair). Perjuangan Annisa untuk bisa berkuliah di kampus yang terletak di Surabaya tersebut ternyata tidak mudah.
Sejak lulus SMA, Annisa memang sudah tertarik dengan jurusan psikologi. Unair juga sudah menjadi kampus incarannya. Namun, kedua orang tuanya lebih mendukung ia untuk kuliah di kedinasan. Demi mengikuti keinginan orang tua, ia harus belajar selama setahun agar bisa masuk ke kedinasan. Di sela-sela proses belajar tersebut, ia juga mendaftar dan di terima di UIN Sunan Ampel melalui jalur SPAN. Namun, karena jurusan yang terpilih tidak disukai, ia melewati kesempatan tersebut. Annisa juga sempat merasakan kegagalan saat tidak diterima di jurusan psikologi Unair lewat jalur SNAMPTN. Orang lain menganggap keinginannya untuk masuk ke bidang psikologi terlalu tinggi. Akan tetapi, ia menjadikan omongan tersebut sebagai motivasi. Karena Annisa seseorang yang pantang menyerah dan berpegang teguh pada pendiriannya, ia berhasil masuk Unair jurusan psikologi lewat jalur SBMPTN.
Selain di akademis, sikap pantang menyerah tersebut juga ia terapkan di dunia badminton. Student athlete asal Kediri tersebut sudah bermain bulu tangkis sejak usia sembilan tahun dengan masuk ke klub Putra Mahesa Kediri untuk mengembangkan bakatnya. Awalnya, saat Annisa ingin memulai berhijab, ia sempat ragu karena takut tidak bisa bermain badminton lagi. Namun, dengan kegigihannya, perempuan yang berusia 19 tahun mampu menjalani keduanya.
Dari cerita tersebut, Annisa mengajarkan kepada kita untuk tidak menyerah. Percayalah kepada diri sendiri bahwa kita bisa menggapai sesuatu jika kita tetap berusaha. Menjadi seorang student athlete memang tidak mudah karena harus pandai membagi waktu antara latihan dan belajar. Dengan adanya inner strength, setiap manusia pasti mampu mengatasi dan melewati setiap masalahnya.
