Gurpreet Dhillon merupakan student athlete futsal Universitas Matana, Tangerang. Ia memiliki tekad dan keinginan yang kuat untuk bisa bermain futsal membela tim kampusnya di LIMA Futsal: Air Mineral Prim-A Greater Jakarta Conference Season 7 lalu.
Musim ini merupakan tahun kedua keikutsertaan Universitas Matana di LIMA Futsal. Dhillon, salah satu pemain yang berkeinginan untuk membanggakan nama baik kampusnya di LIMA Futsal: Air Mineral Prim-A Greater Jakarta Conference Season 7, memiliki motivasi yang besar dalam hidupnya.
Ia pernah mengalami cedera pada saat bermain futsal. Hal itu membuat dirinya trauma dan harus menepi dari lapangan selama enam bulan. “Tiga tahun yang lalu, saya mengalami cedera yang sangat parah di bagian engkel akibat benturan dengan lawan pada saat bermain futsal. Hal tersebut membuat saya berhenti bermain futsal dan menjalani terapi di Universitas Esa Unggul selama enam bulan. Saat itu, saya mengalami trauma untuk kembali bermain futsal.”
Dokter mengatakan bahwa jika kembali terkena cedera engkel, ia harus berhenti bermain futsal selamanya. Akan tetapi, peringatan tersebut justru memperbesar tekad Dhillon. “Perkataan Dokter tidak membuat saya berhenti. Kemauan saya untuk bermain lebih kuat daripada cedera yang saya alami. Saya berusaha untuk memotivasi diri agar bisa berdiri tegak kembali.”
Menurutnya, LIMA merupakan ajang untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ia mendapatkan banyak pembelajaran lewat turnamen yang digelar LIMA.“Saya menjadikan LIMA sebagai pembelajaran bagi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dengan adanya turnamen LIMA Futsal, saya menjadi mahasiswa yang lebih dewasa karena saya harus membagi waktu antara belajar dengan bermain futsal. LIMA memberikan saya pelajaran yang berharga untuk masa depan.”