Liga Mahasiswa menjadi sarana bagi Muhammad Farod Zamzami untuk menunjukkan kecintaannya kepada almamater. Ia memulai perjalannya di LIMA sebagai student athlete untuk cabang badminton sejak LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference Season 5 hingga Season 7. Kecintaannya terhadap Universitas Negeri Malang (UM) membuat dirinya kembali hadir di LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference Season 8 sebagai pelatih untuk tim badminton UM.
“Saya pernah membela nama kampus UM dengan menjadi student athlete untuk cabang olahraga badminton di LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference pada tahun 2017. Namun, saya hanya bisa mengantarkan almamater saya menduduki posisi runner-up di kategori beregu putra. Musim selanjutnya, saya kembali mengikuti perhelatan LIMA Badminton. Saya berhasil menduduki posisi runner-up untuk kategori ganda campuran. Akan tetapi, saya gagal untuk mempertahankan posisi yang diraih oleh regu putra UM di musim sebelumnya. Pada tahun ini, saya dipercaya oleh pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Badminton UM sebagai pelatih” ucapnya.
Alumnus jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang, tersebut, menginginkan agar almamater tercintanya bisa meraih gelar di LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference. Ia mengakui bahwa menjadi pelatih lebih berat daripada ketika menjadi student athlete.
“Saya sangat ingin sekali kampus saya berhasil menjadi juara di LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference. Hal tersebut tidak bisa saya raih ketika menjadi student athlete untuk UM. Namun, saya mempunyai kesempatan untuk meraih juara tersebut dengan menjadi pelatih bagi para pemain di LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference Season 8,” kata Farod.
“Ketika menjadi pemain, saya hanya berfokus untuk memberikan permainan yang terbaik di lapangan. Namun, ketika menjadi pelatih, saya harus berfokus dengan performa para pemain di lapangan dan teknis di luar lapangan. Menjadi pelatih adalah suatu tanggung jawab yang besar,” tambahnya.
Usahanya untuk meraih gelar terbayar sudah. Musim ini merupakan musim terbaik tim badminton UM. Mereka berhasil memperoleh dua gelar di kategori perseorangan dan satu gelar di kategori beregu. Ia mengatakan bahwa ia beruntung memiliki komposisi pemain yang merata pada musim ini sehingga ia tinggal mencari memaksimalkan kemampuan para pemain dengan strategi-strategi yang terbaik.
Sebagai alumnus LIMA, Farod mengutarakan pendapatnya tentang ajang ini, baik dari segi peraturan maupun manfaat untuk dirinya sendiri. Menurutnya, peraturan yang diberikan oleh LIMA menuntut para student athlete maupun ofisial untuk bersikap dan bertindak seperti profesional baik dari tahap persiapan hingga di lapangan. LIMA juga memberikan atmosfer yang sangat bagus untuk meningkatkan mental para pemain.
Farod menambahkan, “Saya berharap LIMA terus berjalan. LIMA merupakan wadah yang tepat bagi para mahasiswa yang ingin berkembang di bidang olahraga. Sebagai pelatih, tentu saya ingin melihat tim kebanggaan saya berbicara banyak di LIMA Badminton Nationals Season 8. Saya ingin membanggakan nama baik kampus tercinta saya di level Nationals,”