Anggita Pamukti: Belajar Kedisiplinan untuk Jadi Karyawan Sekaligus Atlet

Jakarta – Anggita Pamukti merupakan student-athlete dari tim debutan Universitas Budi Luhur (UBL). Mahasiswa jurusan sistem informasi ini menceritakan tentang pengalamannya selama menjadi student-athlete, mulai dari awal perjalanan di voli, akademik, hingga pengalamannya bermain di LIMA.
Anggita mengaku bahwa ia pernah mengikuti kompetisi Pra-PON 2015 dan Pra-PON 2019. Pada 2019 ini merupakan tahun pertama ia dan kampusnya mengikuti kompetisi voli Liga Mahasiswa. Melalui turnamen LIMA, ia belajar untuk terbiasa menerapkan kedisiplinan. LIMA juga mendukung Anggita untuk bisa mengembangkan akademik maupun non-akademik.
“Persyaratan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) minimal itu bagus. Pemain tidak hanya memikirkan non-akademik, tetapi juga harus meningkatkan akademiknya,” kata Anggita.
Selain itu, ia juga ingin memperbanyak pengalamannya di bidang olahraga voli ini. Laki-laki kelahiran Tangerang pada 26 Mei 1998 itu ingin sekali menjadi pemain profesional seperti cita-cita kebanyakan pemain voli lainnya. Maka dari itu, ia mengikuti kompetisi LIMA dengan harapan tim-tim atau para pemain profesional akan melihat kemampuan Anggita lewat platform official youtube LIMA atau sosial media LIMA. “Saya berharap dengan ikut kompetisi LIMA ini, banyak media juga meliput kompetisi-kompetisi ini. Jadi, tim peserta Proliga atau event kompetisi voli lainnya bisa melihat kemampuan bermain voli saya,” tambahnya.
Sampai saat ini, cita-cita Anggita ingin menjadi pemain klub Proliga, timnas, dan bahkan ingin mendapatkan peluang pekerjaan dari cabang olahraga voli ini. Ia memiliki harapan ingin membahagiakan orang tua, membawa nama baik kampus, dan membanggakan diri sendiri.
Tidak hanya melulu di bidang olahraga, Anggita juga kelak ingin menjadi karyawan di perusahaan dengan maksud memanfaatkan ilmu sistem informasi yang sedang ia tempuh. “Sepanjang hidup saya tidak selamanya menjadi atlet voli, karena ada kalanya saya berhenti bermain voli. Maka dari itu, saya harus mengembangkan soft skill juga, agar seimbang di antara keduanya,” tutupnya.