Dwi Joko Prabowo merupakan salah satu pelatih badminton Universitas Sebelas Maret (UNS). Ia merupakan mahasiswa FKOR (Fakultas Keolahragaan) pada 1998. Sejak 2001, ia sudah mulai meniti karier menjadi pelatih sambil kuliah. Awal mula Joko terjun ke dunia badminton adalah karena faktor lingkungan. Saat kecil, ia sering melihat orang lain bermain badminton di lapangan dekat rumahnya. Hal itu membuat ia tertarik untuk menekuni badminton.
Pada saat PBSI Jawa Tengah melakukan penelitian dan pengembangan pada 2006, UNS bekerja sama dengan PB Djarum. Pelatih asal Sragen ini pun sempat melatih di PB Djarum selama enam bulan. Selain melatih, Joko juga menjadi asisten dosen untuk mata kuliah bulutangkis. Ia juga mengajar cara melatih kepada anggota Pembinaan Prestasi Khusus Mahasiswa FKOR.
Selama menjadi pelatih, ia sudah membuat anak didiknya meraih prestasi-prestasi di pertandingan antarmahasiswa. Contohnya seperti di kompetisi Liga Mahasiswa (LIMA) musim ini. Beregu putri UNS sukses menjadi juara LIMA Badminton: Kaskus Central Java and Special Region of Yogyakarta Conference Season 7. Selain kategori beregu, UNS juga meraih prestasi di nomor perseorangan tunggal putri dan ganda campuran.
Selain di LIMA, anak asuh pelatih berusia 40 tahun ini juga menguasai trofi Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) Rayon II (Soloraya) dengan meraih juara di nomor tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran pada akhir April lalu.
Menurut Joko, seorang pelatih harus disiplin dan tegas di lapangan. Namun, di luar lapangan juga bisa menjadi teman dan orang tua. Motivasi yang biasa Joko berikan kepada para pemain adalah harus menganggap latihan merupakan pertandingan. Bermain badminton juga harus sabar sekaligus cermat dan meminimalkan kesalahan sendiri.
Perjalanan Joko hingga saat ini tidak dicapai dengan mudah. Dengan memiliki latar belakang keluarga yang sederhana, ia berkuliah dengan uang hasil jerih payahnya sendiri, baik dengan melatih maupun dari hasil kerja serabutan. Ketangguhan itu tertanam dalam dirinya karena ia ingin membanggakan orang tua, terutama ibunya. Doa dan perjuangan ibunya membuat Joko terus termotivasi untuk melakukan segala sesuatu dengan baik.