Ambrosia Desi Meliana Dom Lulau, student athlete futsal putri Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, adalah seorang yang sangat senang dengan olahraga. Student athlete yang berposisi sebagai Flank di tim putri Unair ini, tidak memiliki latar belakang di dunia futsal.
“Saya bermain futsal sejak 2018 dan Unair Putri merupakan tim pertama saya selama bermain futsal. Akan tetapi, saya bermain voli untuk tim Fakultas Keperawatan sebelum saya bermain dan mewakili tim putri Universitas Airlangga di LIMA Futsal musim ini,”
Pemain yang bernomor punggung 7 di tim putri Unair tersebut, mengalami kesulitan untuk bisa mempelajari futsal. Tidak hanya itu, ia juga merasakan hambatan ketika jadwal pelajaran berbenturan dengan latihan. Akan tetapi, ia tetap berusaha dan menjadikan hal tersebut untuk memacu dirinya agar berkembang lebih baik lagi.
“Awalnya, saya merasa kesulitan untuk menyesuaikan permainan futsal karena saya memiliki latar belakang voli. Namun, saya hobi melakukan aktivitas olahraga sehingga hal tersebut yang menjadi dorongan bagi saya untuk berusaha menyesuaikan diri dalam olahraga futsal.”
“Sebagai student athlete, saya merasakan hambatan ketika jadwal latihan berbenturan dengan jadwal akademik saya. Namun, saya tetap berusaha untuk menghadiri keduanya dengan mengutamakan akademik dan mengubah jadwal latihan saya,” tambahnya.
Mahasiswa yang berasa dari Berau, Kalimanta Timur, tersebut mengungkapkan bahwasanya futsal bukanlah olahraga untuk laki-laki saja. Menurutnya, futsal adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh seluruh orang tak terkecuali perempuan.
“Futsal memang identik dengan permainan laki-laki. Terdapat proses pembelajaran dan latihan sehingga saya dapat melakukannya.”
Musim ini merupakan musim perdananya Desi di LIMA Futsal. Namun, Desi sangat senang dengan peraturan yang diberikan oleh LIMA karena dapat memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa.
“LIMA memberlakukan peraturan yang ketat bagi para student athlete dan tim-tim pesertanya. Akan tetapi, saya senang dengan adanya peraturan tersebut mahasiswa menjadi termotivasi dan tidak menganggap remeh akademik maupun non-akademik,” ucapnya.