Muhammad Daffa Nugraha merupakan student athlete Universitas Negeri Semarang (Unnes). Musim ini merupakan musim ketiganya di LIMA Badminton: Yuzu Isotonic Central Java and Special Region of Yogyakarta Conference. Walau demikian, ia tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik dan membanggakan almamater tercintanya.
“Musim ini merupakan tahun ketiga saya berpartisipasi dalam ajang LIMA. Saya termotivasi untuk menjadi yang terbaik di ajang bergengsi seperti LIMA Badminton. Saya ingin membuktikkan bahwa saya dapat meraih gelar,” ucapnya.
Musim lalu, ia mengalami cedera di bagian paha ketika bertanding pada laga puncak kategori perseorangan tunggal putra melawan teman satu almamaternya, Moch Revindra Rayhaldi. Namun, ia mampu membuktikkan bahwa dirinya adalah seorang petarung.
“Saya mengalami cedera pada bagian paha ketika bertanding melawan teman saya, Moch. Revindra Rayhaldi, di partai final perseorangan tunggal putra musim lalu. Namun, saya berusaha agar segera pulih untuk bisa membantu teman-teman saya pada kategori beregu putra. Alhasil, saya mampu bermain dan meraih juara di kategori beregu putra,” katanya.
Student athlete jurusan Pendidikan Jasmani Rekreasi Olahraga tersebut tidak mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan kegiatan akademik dan nonakademik. Menurutnya, hal tersebut kembali ke pribadi masing-masing.
Daffa yang sedang duduk di semester enam mempunyai cita-cita untuk menjadi dosen. Ia mengatakan bahwa LIMA mempunyai pengaruh besar terhadap dirinya. Pengaruh tersebut berguna untuk masa depannya.
“Saya mendapat banyak manfaat ketika berpartisipasi pada ajang LIMA Badminton. Saya menjadi pribadi yang sangat disiplin, bertanggung jawab, dan konsisten. Hal tersebut membantu saya menjadi pribadi yang lebih baik untuk meraih cita-cita saya menjadi dosen. Saya berprinsip bahwa tidak ada kata menyerah selama kita mau berusaha. Janganlah berhenti sebelum kita mencoba,“ ungkapnya.
