Chindy Larasati merupakan student athlete Universitas Brawijaya yang ingin menjadikan hobinya sebagai prestasi yang positif. Ia juga ingin membanggakan kampusnya untuk bisa meraih gelar juara di LIMA Futsal: McDonald’s East Java Conference Season 7.
“Untuk saat ini, futsal hanya hobi untuk saya karena lewat futsal saya bisa menghilangkan rasa penat saya ketika menjadi mahasiswa. Futsal adalah olahraga untuk semua kalangan.”
Chindy yang merupakan mahasiswa angkatan 2016 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Universitas Brawijaya, menjadikan futsal sebagai sesuatu yang menyenangkan.
Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa, dia tidak melupakan hobinya yaitu bermain futsal. Ia berusaha untuk menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan non-akademik.
“Saya memiliki tanggung jawab yang besar sebagai mahasiswa. Akan tetapi, saya tidak merasa sulit untuk menyeimbangkan antara akademik dan non-akademik. Futsal adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi saya. Ketika saya merasa penat dengan tugas, futsal adalah cara saya untuk menghilangkan rasa penat tersebut.”
Chindy yang sudah bermain futsal sejak SMA, mengakui bahwa dia sangat senang bisa bermain untuk kampusnya yaitu Universitas Brawijaya. Ia ingin mengharumkan nama baik kampusnya di ajang LIMA Futsal: McDonald’s East Java Conference Season 7.
“Saya sudah bermain futsal sejak SMA. Ketika saya kuliah, saya mendapatkan kesempatan untuk membela tim fakultas dan kampus saya. Saya sangat bangga dan senang bisa menjadi bagian dari tim Universitas Brawijaya di LIMA Futsal: McDonald’s East Java Conference Season 7. Saya ingin memberikan gelar juara kepada kampus tercinta.”
Sebagai student athlete, Chindy mengakui bahwa LIMA sebagai penyelenggara memberikan dampak yang positif bagi para mahasiswa untuk bisa menyalurkan minat dan bakat mereka di kegiatan non-akademik.
“Menurut saya, LIMA sangat bermanfaat bagi para student athlete untuk bisa menyalurkan minat dan bakat mereka di cabang olahraga. LIMA mempunyai peraturan yang sangat ketat. Akan tetapi, hal tersebut adalah sesuatu yang positif. Dengan peraturan yang sangat ketat tersebut, para student athlete dapat menjadikan hal tersebut sebagai proses pendewasaan diri.”