Beberapa orang percaya bahwa dengan olahraga mereka dapat menggapai mimpi dan cita-cita mereka. Cessara Raam Musrianik, merupakan salah satu student athlete dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang menggapai mimpi lewat olahraga tersebut.
Student athlete kelahiran Sidoarjo tersebut, telah bermain badminton sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kedua orang tuanya memiliki hobi berolahraga. Hal tersebut membuat ia mendapat dukungan penuh dari orang tuanya.
“Saya bermain badminton sejak kelas dua SMP. Akan tetapi, saat duduk di kelas tiga SMP, saya memutuskan untuk berhenti sejenak untuk fokus ke Ujian Nasional. Saya kembali bermain badminton saat duduk di kelas satu Sekolah Menengah Atas,” tuturnya.
“Alhamdulillah saya mempunyai orang tua yang sangat menyukai olahraga. Hingga saat ini, kedua orang tua saya masih aktif mengikuti kelas kebugaran. Oleh sebab itu, saya mendapat dukungan penuh dari kedua orang tua saya,” tambahnya.
Mahasiswi yang mempunyai panggilan akrab Cessara tersebut, bercita-cita untuk menjadi fisioterapis di timnas badminton Indonesia. Cita-cita tersebut muncul ketika ia menempuh jurusan Fisioterapi di Universitas Airlangga dan menjadi student athlete badminton.
Sebagai student athlete, Cessara mengalami kesulitan untuk menyeimbangkan antara akademik dan nonakademik. Ia mengakui bahwa dirinya sering tidak bisa menghadiri kegiatan latihan rutin kampus. Akan tetapi, Cessara berusaha untuk menyeimbangkan kedua kegiatan tersebut.
“Saya mengalami kesulitan, khususnya bagi saya yang merupakan mahasiswa Kesehatan di Unair. Kami mahasiswa jurusan Fisioterapi disiapkan untuk mempunyai kemampuan akademis yang profesional dengan segala tanggung jawabnya. Namun, hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi saya untuk melatih permainan badminton saya. Saya sering menggantikan latihan rutin yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Badminton Unair dengan latihan sendiri di rumah atau bersama teman-teman,” katanya.
Cessara telah menjadi partisipan perhelatan LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference sejak musim keenam. Ia memulai debutnya dengan meraih peringkat runner-up di LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference Season 6.
Pada musim ketujuh, Unair tidak mendapatkan hasil yang maksimal di LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference. Akan tetapi, Cessara tetap bangga bisa mewakilkan Universitas Airlangga di kancah turnamen besar seperti LIMA. Ia juga mendapatkan dampak positif dengan mengikuti turnamen LIMA.
“Saya sangat bangga dan senang bisa mewakilkan kampus Unair di kancah LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference Season 7. Ada kebanggaan tersendiri bagi saya untuk dapat berkontribusi bagi almamater tercinta di turnamen LIMA Badminton: McDonald’s East Java Conference Season 7. Saya mendapatkan banyak pelajaran ketika mengikuti turnamen LIMA. Saya menjadi pribadi yang kuat, disiplin, dan mampu menghargai orang lain,” ujarnya.
Menurutnya, LIMA merupakan wadah yang tepat bagi mahasiswa yang mempunyai ketertarikan dalam bidang olahraga. LIMA juga mempunyai dampak yang positif bagi mahasiswa yang memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi dalam turnamen yang diadakan LIMA dengan menjadi panitia pelaksana.
“LIMA merupakan wadah yang tepat bagi mahasiswa yang memiliki latar belakang olahraga. Mereka dapat mengikuti rangkaian turnamen yang diadakan LIMA untuk mengekspresikan diri mereka melalui cabang olaharaga yang dipertandingkan. Para student athlete akan termotivasi untuk mengembangkan diri secara seimbang antara akademis dan nonakademis,” ujar Cessara.
“LIMA juga menjadi tempat yang sangat baik untuk para mahasiswa yang ingin mencari pengalaman. LIMA membuka kesempatan bagi para mahasiswa yang ingin memberikan kontribusi dengan membuka kepanitiaan seperti tim medis, Liaison Officer (LO), dan lain-lain,” tambahnya.