Quarter life crisis mungkin asing terdengar bagi kalian yang belum memahaminya. Quarter life crisis sering terjadi di kehidupan ini tanpa kita pahami sebelumnya. Sebenarnya apa sih quarter life crisis itu? Apakah benar-benar nyata dalam kehidupan seseorang? Kapan seseorang akan mengalaminya? Serta bagaimana cara mengatasinya?
Quarter life crisis adalah istilah untuk menggambarkan sebuah periode dalam kehidupan yang membuat kita sering merasa ragu, cemas, dan bingung akan tujuan hidup. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada seseorang yang menginjak usia 20 sampai 30 tahun.
Melansir Lifehack, survei yang dilakukan oleh LinkedIn, menunjukkan 75 persen dari ribuan orang berusia 25 hingga 33 tahun di seluruh dunia mengaku pernah mengalami quarter life crisis, dengan usia rata-rata terbanyak adalah 27 tahun.
Kali ini, kita akan mengatasi quarter life crisis lewat alumnus futsal Liga Mahasiswa (LIMA) Muhammad Subhan Faidasa, yang sekarang merupakan atlet futsal Tim Nasional Indonesia dan merupakan pemain dari Bintang Timur Surabaya.
Subhan mengaku banyak rintangan yang sudah ia lewati selama perjalanannya untuk menjadi atlet futsal profesional. Lalu, bagaimana ia melewati perjalanannya hingga mencapai di titik seperti ini. Berikut perjalanan Subhan yang mampu menghadapi quarter life crisis.
- Manajemen Waktu
Alumnus futsal dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekuitas (STIE Ekuitas) mengaku dapat mengatur waktu antara kuliah dan tugasnya menjadi atlet. Karena baginya, pendidikan itu sangat penting sampai kapan pun.
“Selain kegiatan kuliah, saya sempatkan latihan sebisa mungkin di rumah, seperti push up, shit up, dan passing seribu kali di tembok,” ujar Subhan. Lulus tepat waktu dan mampu membawa pulang medali emas PON Jawa Barat XIX 2016, membuktikan Subhan dapat mengatur waktunya dengan baik untuk pendidikan dan karirnya di lapangan.
- Konsisten
Untuk menjaga kualitas permainan, Top scorer LIMA Futsal Nationals Season 3 tersebut juga mengungkapkan konsistensinya di lapangan dengan terus berlatih. Baginya, latihan itu sebuah kebutuhan bukan hanya untuk persiapan.
“Cara menjaga konsistensi setelah bergulirnya liga, saya berfokus untuk latihan, tidak ingin mencari tarkam seperti pemain lainnya, dan jika tidak latihan dua atau tiga hari saja badan terasa sakit,” kenang Subhan.
- Kerja Keras
Kunci dari kehebatan Subhan ialah bukan karena skill yang di atas rata-rata pemain lainnya hingga bisa bermain di level Timnas. Melainkan, dengan kerja keras yang selalu ia bangun mampu di posisi seperti ini. Baginya, jika melakukan sesuatu dengan kerja keras pasti ada orang lain juga yang lebih kerja keras darinya. Karena, pada intinya Subhan tidak ingin kalah dari pemain lain, ia harus terus bekerja keras untuk meraih segala harapannya.
- Jangan Menyerah
Mungkin dengan mudah menyerah Subhan tidak akan menjadi atlet profesional seperti sekarang. Ia sampai harus menghubungi teman-temannya untuk berlatih di mana saja, tidak peduli akan perkataan orang lain bahwa dirinya hanya sekadar ikut-ikutan. Saat mengawali karirnya di Liga Bandung, Subhan mengaku jarang diberi kepercayaan untuk bermain, padahal itu tim amatir.
“Mungkin kebanyakan orang akan berpikir tidak akan meneruskan karirnya jika jarang dimainkan, namun motivasi saya saat itu bagaimana caranya saya harus lebih giat lagi untuk bisa bermain untuk tim. Dengan motivasi itu, saya mampu dilirik oleh pelatih PORDA Bandung,” ujar Subhan.
- Percaya Proses
Pepatah klasik yang mengatakan proses tidak akan mengkhianati hasil itu memang benar adanya. Bagaimana tidak, seorang Subhan Faidasa yang merupakan pivot Timnas Indonesia mengakui bahwa proses lah yang membawanya menjadi atlet futsal profesional seperti sekarang. Ia mengaku berkali-kali bermain buruk saat di liga, cibiran dari berbagai sisi, bahkan hinaan pun muncul mulai dari teman-teman hingga ke media sosial pribadinya.
Sudah jarang bermain, saat bermain pun tidak memberikan performa terbaiknya. Namun, Subhan percaya akan semua proses itu, ia terus berlatih dan menunjukkan keseriusannya untuk menjadi atlet futsal profesional. Pada akhirnya, ia mampu membuktikan dengan menjadi top scorer LIMA Futsal Nationals Season 3, lalu top scorer di posisi kedua liga profesional. Dengan pencapaiannya itu, Subhan dipercaya untuk menjadi bagian dari Timnas Futsal Indonesia.