Anastasya, student athlete badminton Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung, ingin menambah pengalaman dan melatih mental di kompetisi Liga Mahasiswa. Ia juga membagikan pandangannya setelah ikut kompetisi LIMA untuk pertama kalinya.
LIMA Badminton Season 7 merupakan ajang debutnya di Liga Mahasiswa. “Saya tertarik ikut kompetisi LIMA karena ingin mencari pengalaman dan memiliki prestasi di bidang non-akademik. Lewat LIMA saya bisa menguji kemampuan dan melatih mental saat bermain badminton,” ungkapnya.
Menurutnya, yang membedakan LIMA dengan kompetisi lain adalah peraturannya. “Perbedaan LIMA dengan kompetisi lain adalah segi peraturan. Bagi saya, peraturan LIMA cukup ketat, bahkan hal-hal kecil pun diperhatikan. Namun, aturan seperti itu membuat saya lebih disiplin dan menaati peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Selain itu, ia juga merasa banyak kelebihan yang didapat dengan menjadi student athlete. Mahasiswi jurusan Manajemen ini merasa, dengan menjadi student athlete, ia bisa menambah relasi dan prestasi. Bahkan prestasi non-akademik pun bisa membuat para student athlete mendapat beasiswa di kampusnya. Oleh karena itu, Anastasya merasa bahwa menyeimbangkan nilai akademik dan non-akademik itu penting agar hasil yang didapat maksimal.
“Akademik bisa menambah ilmu saya yang nantinya bisa jadi bekal di masa depan, sedangkan prestasi non-akademik bisa menambah pengalaman untuk saya. Siapa tahu saya juga bisa berbagi ilmu kepada orang lain yang memiliki minat dan bakat yang sama,” kata Tasya.
Student athlete kelahiran Sukabumi ini memiliki keinginan untuk menjadi pengusaha. Ia sudah memperdalam ilmu tentang manajemen di perkuliahan. Namun, ia juga tidak memungkiri kemungkinan mendapat kesempatan untuk menjadi pemain profesional. Bagi Anastasya, yang terpenting harus memiliki upaya yang besar, ibadah, dan doa untuk mewujudkan keinginan.
