Muhammad Alief Mustafa dan Muhammad Afieq Mustafa merupakan student-athlete Universitas Mulia Balikpapan. Anak kembar yang baru pertama kali ikut kompetisi LIMA ini sama-sama memiliki keinginan untuk membawa nama kampus ke LIMA Futsal Nationals Season 7 dan menjadi pemain profesional di masa depan.
“Kami baru mengikuti kompetisi Liga Mahasiwa. Oleh karena itu, kami bertekad membawa dan mengangkat nama Unmul ke fase selanjutnya mengingat dari Kalimantan hanya ada satu perwakilan yang akan melaju Nationals,” ucap Alief.
LIMA Futsal: Bolalob.com Kalimantan Conference Season 7 juga memberikan kesan tersendiri kepada mereka. Afieq bahkan mengaku bahwa selama dirinya berkompetisi hanya LIMA yang mempunyai peraturan ketat. Ia mengatakan, “Selama saya ikut turnamen futsal, LIMA yang memiliki peraturan paling ketat. Namun, itu membuat para peserta menjadi disiplin dan mengikuti peraturan dengan baik.”
Meski ketat, sang kakak, Alief berharap kompetisi yang lain akan mengikuti peraturan seperti yang diterapkan oleh LIMA. Menurutnya, peraturan ketat tersebut bagus untuk para peserta yang mengikuti kompetisi agar tidak sembarang bertindak .
Di sisi lain, tak hanya sama-sama ingin mengangkat nama kampusnya di Nationals, pemain bernomor punggung 6 dan 20 ini juga ingin menjadi pemain pro setelah lulus. Untuk saat ini, mereka belum mau menjadi pemain profesional saat masih berkuliah. Kakak-adik ini ingin menyelesaikan akademiknya terlebih dahulu.
Sang adik, Afieq, sebenarnya bisa menjadi pemain pro saat ini. Akan tetapi, ia tidak ingin mengambil tawaran tersebut karena ingin fokus kuliah terlebih dahulu.
Kakaknya, Alief, menanggapi, “Kami tidak akan selamanya di dunia futsal. Pasti ada masanya untuk berhenti. Saat itu, akademik menjadi pegangan kami. Oleh karena itu, saat ini kami lebih fokus untuk menyelesaikan kuliah terlebih dulu. Setelah lulus, kalau ada rezeki, kami ingin menjadi pemain pro atau guru sesuai dengan pendidikan yang dijalani saat ini.”
Meski memiliki dua tujuan yang sama, kakak-beradik ini juga sering memiliki kesalahpahaman. Lika-liku bertanding bersama juga dialami kedua student-athlete kelahiran Makassar ini. Kesulitan mereka adalah saat bertengkar di lapangan. “Kalau sudah bertengkar di lapangan, konsentrasi bisa hilang. Namun, pertengkaran tersebut hanya terjadi di dalam lapangan. Kalau sudah di luar lapangan, kami tetap kakak-adik biasa tanpa masalah,” kata Afieq.
Alief menambahkan, “Kalau dari luar lapangan, kami lebih sering saling memotivasi. Adik saya juga lebih keras kepala. Jadi, saya yang harus lebih sabar menghadapinya.”