Menjadi pemain profesional di usia muda tidak membuat Aditya Zaki Indarsyah Kurniawan, student athlete badminton Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melupakan akademiknya. Menurutnya, ia tetap bisa mempertahankan prestasi badminton kalau berfokus pada pendidikan, tapi tidak sebaliknya.
Aditya masuk ke UNJ bukan lewat jalur atlet, melainkan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Awalnya, ia disuruh untuk memilih antara badminton dan kuliah oleh orang tuanya. Namun, mahasiswa angkatan 2018 ini berpikir pendidikannya akan tertinggal kalau setelah lulus SMA tidak langsung berkuliah atau menunggu selama setahun.
Setelah lolos dan berkuliah di UNJ, Aditya juga berpikir bahwa kuliahnya akan berlangsung santai. Akan tetapi, ternyata masih banyak tuntutan yang harus ia jalani. Ia tetap harus berkuliah dari Senin sampai Jumat, dan mesti bisa semua cabang olahraga. Oleh karena itu, akhirnya Aditya memutuskan bahwa selanjutnya akademik akan menjadi nomor satu, sementara badminton nomor dua. “Dengan fokus di akademik juga tidak mengurangi prestasi saya di bulu tangkis,” ujarnya.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani ini juga memiliki keinginan untuk menjadi dosen. Keinginan tersebut muncul berkat pergaulan di kampus. Ia kerap bermain badminton bersama rektor atau dosen dan menerima banyak masukan untuk melanjutkan S2. Ia mengatakan, “Kalau sesuai jurusan, harusnya saya menjadi guru. Akan tetapi, saya ingin menjadi dosen. Makanya kalau ada rezeki saya mau langsung melanjutkan S2.”
Aditya membuktikan bahwa fokus di akademik tidak mengurangi prestasinya di badminton. Saat ini, ia bahkan berada di ranking ke-79 Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), serta memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,66.
Ia mengaku bahwa masa depan bisa lebih baik dari kuliah. “Jangan sampai meninggalkan kuliah karena badminton, kecuali untuk membela kampus. Saat kuliah pun saya tidak mengejar pintar. Kuncinya adalah rajin,” ucap Aditya.
Student athlete kelahiran Tasikmalaya ini berkecimpung di dunia badminton sejak kecil karena hobi keluarganya juga bermain bulu tangkis. Tidak seperti kebanyakan anak kecil yang cepat merasa bosan, ia justru mendalami bulu tangkis hingga memiliki berbagai prestasi hingga saat ini.
Di LIMA sendiri, untuk pertama kalinya setelah empat tahun berpartisipasi, ia berhasil menjadi peringkat ketiga tunggal putra LIMA Badminton: Greater Jakarta Conference Season 8. Bahkan ia juga membawa UNJ juara untuk kedua kalinya dalam lima tahun pada kompetisi tersebut.
Prestasi tertinggi Aditya selama bermain badminton adalah saat ia menjadi satu-satunya pemain UNJ yang mewakili Indonesia di ajang 19th ASEAN University Games di Myanmar pada 2018 dan menempati peringkat ketiga.
Kini, Aditya sedang sibuk dengan skripsi karena sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir.